BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embrio
Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet
jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya
sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon
pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon
akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya
jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya :
rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan
sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2
kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada
rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup
embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut
koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut
ridicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
Sedangkan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan
suatu tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Tahap perkembangan ini disebut
perkecambahan. Perkecambahan biji monokotil dan dikotil memiliki perbedaan.
Baik dari segi struktur maupun pertumbuhannya.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio
yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji
tanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan
berkecambah.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan
dalam makalah ini adalah:
1. Mengapa kacang tanah termasuk biji
dikotil?
2. Mengapa jagung termasuk biji monokotil?
3. Apa perbedaan biji dikotil dan biji
monokotil?
4. Apa perbedaan perkecambahan biji
monokotil dan dikotil?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
laporan ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah :
1.
Mengetahui struktur biji monokotil dan dikotil
2.
Mengetahui perkecambahan pada biji monokotil dan dikotil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN EMBRIO MONOKOTIL DAN DIKOTIL
1. Struktur Embrio monokotil dan dikotil
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang
terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah. Struktur umum tumbuhan berbiji dimulai
dari biji. Biji berisi embrio yang dilindungi oleh kulit biji, dibekali dengan
sumber makanan cadangan yang disimpan dalam keping biji (kotiledon) atau
jaringan khusus (endosperm). Embrio mengandung sumbu halus/pendek dengan dua
kutub yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh tunas. Pada sumbu tersebut ke
arah lateral terbentuk kotiledon atau daun lembaga.
Pada kondisi yang
sesuai biji berkecambah dan tanaman muda (seedling) akan muncul. Tanaman muda
yang tumbuh menampakkan akar yang biasanya di dalam tanah, serta pucuk yang
menampakkan batang dan daun biasanya di atas tanah. Pertumbuhan pucuk dan akar
melalui pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristem dari titik tumbuh dan
diikuti oleh pertumbuhan serta diferensiasi sel-sel. Meristem tersebut
membentuk bakal daun, dan di ujung sumbu batang bakal daun bersama meristem
apeks membentuk tunas terminal.
Pada ketiak daun
dibentuk tunas ketiak. Pada akar primer dibentuk akar lateral. Bila tanaman
menjadi dewasa, dibentuk bunga kemudian terjadi penyerbukan dan pembuahan. Buah
yang berisi biji akan berkembang dan melangkapi daur hidup.
2. Perbedaan antara
embrio dikotil dan embrio monokotil adalah sebagai berikut:
a. Embrio Dikotil
· > Kotiledon
berbentuk seperti daun
·
> Di bagian bawah kotiledon terdapat sumbu mirip batang, yaitu
Hipokotil
·
> Di ujung atas hipokotil terdapat calon tunas pucuk, sedang di ujung
bawah hipokotil terdapat calon akar
· >Terdapat
Prokambium yang merupakan meristem primer, nantinya akan menjalani diferensiasi
membentuk jaringan pembuluh primer
b. Embrio Monokotil
· >Terdapat
tonjolan jaringan pembuluh, yaitu epiblas
· >Ujung
pucuk terbungkus dalam daun berbentuk pipih yang berfungsi analog dengan tudung
akar yang disebut koleoptil
· >Terdapat
akar lembaga (radikula) dan tudung akar di bagian bawah sumbu
· >Terdapat
jaringan bentuk seludang (koleoriza) yang berfungsi untuk melindungi embrio atau
mengelilingi akar yang berkembang
Gambar2: diagram
Embrio tumbuhan dikotil (a) dan tumbuhan monokotil (b)
3. Perkembangan Embrio
monokotil dan dikotil
Pembelahan sel mengubah
zigot bersel satu menjadi tumbuhan bersel banyak. Sejak stadium awal perkembangan
terjadi pola penyebaran sel di keseluruhan embrio, sehingga dihasilkan
bentuk-bentuk yang dapat dilihat (kotiledon, hipokotil, radikula,
epikotil/plumula).
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:
· =>bakal
epidermis oleh lapisan permukaan yang meristematik yaitu protoderm.
· => meristem
dasar untuk bakal korteks yang bervakuolasi melebihi sel jaringan di
sebelahnya.
· =>jaringan
tengah yang kurang tervakuolasi dan memanjang di sepanjang sumbu hipokotil-akar
(prokambium) membentuk meristem bakal jaringan pembuluh.
Setelah zigot
berkembang menjadi embrio dalam
biji yang berkecambah, meristem apeks pucuk membentuk daun, buku dan ruas. Di
ketiak daun meristem kuncup tumbuh menjadi cabang. Meristem apeks akar
menghasilkan akar primer.
Tumbuhan memiliki
pertumbuhan terbuka karena adanya daerah jaringan yang tetap bersifat
embrional, yakni meristem. Pada meristem terjadi penambahan sel baru, sementara
sel lama terdiferensiasi menjadi bagian baru pada akar maupun batang.
Pertumbuhan itu dinamakan pertumbuhan primer, dan tubuh tumbuhan yang
dihasilkan disebut tubuh primer. Banyak tumbuhan menebalkan akar dan batangnya
dengan menambah jaringan pembuluh di dalam tubuhnya. Penebalan itu dihasilkan
oleh kambium pembuluh dan disebut pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder
pada tumbuhan berbiji disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yaitu kambium
pembuluh. Kambium berasal dari prokambium yang terdapat di dalam berkas
pembuluh dan sebagian dari parenkim interfaskuler. Bagian dari kambium terdapat
di dalam berkas pembuluh dan di antara berkas pembuluh, merupakan suatu
lingkaran tertutup. Pada pertumbuhan sekunder, kambium membentuk xilem sekunder
ke arah dalam (ke tengah-tengah batang) dan floem sekunder ke arah luar.
Sehingga xilem sekunder tersebut mengelilingi xilem primer, floem sekunder
mengelilingi kambium. Xilem sekunder dan floem sekunder terdapat di antara
xilem dan floem primer.
Alat pembentuk tubuh
tumbuhan, yaitu: akar, batang, daun, bunga buah dan biji dibangun oleh sel yang
menyusun berbagai jaringan. Sel tumbuhan adalah satuan terkecil dalam tumbuhan
yang berisi subtansi hidup (protoplasma) dan diselubungi oleh dinding sel.
Sekelompok sel yang berbeda struktur dan fungsi atau keduanya dari kelompokan
selain disebut jaringan.
Sachs (1875) membagi
jaringan menjadi 3 sistem berdasarkan kesinambungan topografisnya, yaitu:
· = >
sistem derminal, meliputi: epidermis (pelindung pertama/primer di bagian luar
tubuh), dan periderm (pengganti epidermis pada pertumbuhan sekunder).
· => Sistem
jaringan pembuluh, meliputi: xilem (pengangkut air dan garam mineral), dan
floem (pengangkut hasil fotosintesis).
· => Sistem
jaringan dasar, meliputi parenkim (jaringan sinambung pada korteks akar,
batang, mesofil daun, dan jari-jari empulur), kolenkim (jaringan berdinding
tebal yang terdiri dari sel-sel hidup), serta sklerenkim (jaringan berdinding
tebal, berkayu dan terdiri dari sel-sel mati).
Dalam tubuh tumbuhan,
jaringan tersebar dalam pola yang khas bagi kelompok tumbuhan bersangkutan,
misalnya:
· =>Pada
batang dikotil, jaringan pembuluh membentuk silinder berongga berisi jaringan
dasar yaitu empulur dan ada di antara jaringan pembuluh dan jaringan dermai
terdapat korteks.
· =>Pada
daun dikotil, jaringan pembuluh membentuk sistem yang beranastomosis dalam
jaringan dasar yang terdiferensiasi menjadi mesofil.
· =>Pada
akar dikotil, silinder jaringan pembuluh sering tidak mengelilingi empulur
namun ada korteks.
GAMBAR
TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO DIKOTIL PADA CASPELLA
BURSA- PASTORIS
BURSA- PASTORIS
GAMBAR
TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO MONOKOTIL
B.
PENGERTIAN PERKECAMBAHAN
Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji
tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula
dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006)
Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat
perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula
tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004)
Perkecambahan
merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar
menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula
tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai
proses perkecambahan fisiologis. (Salisbury, 1985)
1.
Tipe Perkecambahan Biji Monokotil
Tipe
perkecambahan biji mononkotil adalah hypogeal, yaitu tumbuhnya epikotil
yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah contoh
perkecambahan biji jagung.
2.
Tipe Perkecambahan Biji Dikotil
Tipe
perkecambahan biji dikotil adalah epigeal, yaitu tumbuhnya hipokotil yang
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon
tersebut dapat melakukan fotosisntesis selama daun belum terbentuk contoh
perkecambahan kacang tanah.
3.
Struktur Biji Monokotil Dan Dikotil
Dari hasil
penelitian anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa biji tanaman
dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan,
kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula.
Pada
biji ada beberapa struktur , yaitu :
1. Kotiledon,
cadangan makanan embrio
2.
Plumula, berdeferensiasi menjadi bakal daun
3.
Radikula, bakal calon akar
4.
Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
5.
Hipokoti, bakal batang yang berada di bawah kotledon
6.
Skutelum, permukaan keras
7. Testa,
pelindung biji
Dalam proses
perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah
radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah.Pada banyak
tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun
lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan
demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil
memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai
membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan layu dan rontok dari benih
karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.
Makanan
untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena belum
terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil
makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh
dari endosperm.
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:
a.
Air
b. Cahaya
c. Suhu
d.
Kelembaban
C.
NILAI-NILAI
1. Nilai
Ekonomi
Nilai
Ekonomi dari proses Kecambahan dapat menghasilkan uang, yaitu dari kacang ijo
menjadi Tauge. Selain itu dari proses Perkecambahan dapat mempercepat tumbuhan
menjadi cepat tumbuh dan akan menghasilkan tumbuhan baru yang hasilnya bagus
dan dapat menjadi nilai ekonomi juga.
2. Nilai
Sosial
Nilai Sosial
Embrio dan kecambah. Keduanya saling berkesinambungan untuk kelangsungan hidup
tumbuhan agar tidak punah, dan tetap terjaga kelestariannya. Dan akan
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan mahluk hidup seperti manusia dan
hewan.
3. Nilai
Religi
Membawa kita
kepada besarnya karunia Allah Swt. Terhadap alam semesta. Apa yang diciptakan
dan diberikan kepada hamba-Nya. Memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
maupun hewan, dari uraian diatas menambah keyakinan kepada Allah Swt.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya
struktur biji sama yaitu ada kotiledon, plumula, radikula. Yang membedakan
hanya pada biji monokotil terdapat testa dan tidak terdapat epikotil dan
hipokotil, sedangkan biji dikotil terdapat skutelum dan terdapat epikotil dan
hipokotil.
Perkecambahan
biji monokotil dan biji dikotil mempunyai tipe perkecambahan yang berbeda. Biji
monokotil tipe perkecambahan hipogel (kotiledon berada di bawah permukaan
tanah), sedangkan biji dikotil tipe perkecambahan epigeal (kotiledon berada di
atas permukaan tanah).
Air sangat
berpengaruh terhadap perkecambahan. Tanpa adanya air perkecambahan tidak akan
terjadi.
B. Saran
Pada akhir penelitian ini penulis
menyarankan untuk praktikum selanjutnya agar lebih baik lagi sehingga
memperoleh hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com./perkecambahan
http://www.wikipedia.com./kecambah
Sutopo, L.
2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2130502-contoh-hipotesis/#ixzz1Y0J0hrnn
terimakasih atas materinya ya', ngebantu banget,izin untuk mempelajarinya yak'!
BalasHapusOwh iya Silahkan!
BalasHapus